Orang tua itu jalan terpincang-pincang,mungkin kaki kanannya sudah diserang encok,dari mata & mimik mukanya ,menunjukan pengalamn hidupnya yang keras dan tidak manja.Tangan yang berkerut memberitahu kita bahwa dia telah tua.
Dengan tangannya yang bergetar dia membersihkan rumput-rumput liar diatas kubur itu
dan meletakan bunga Ros merah segar dekat dengan batu nisan. Dibatu nisan itu tertulis Nama yang sederhana Hanna dan dari tanggal lahir dan hari matinya kita dapat tahu dia mati pada umur 60 tahun.
Disekeliling perkuburan itu sunyi dan hikmat sekali.Sekali-sekali ingin sepoi basah meniup menggoyang daun-daun pohon kamboja putih perlahan-lahan.
Sesekali terdengar keluhan orang tua itu menyebut nama si mati dengan lembut berulang -ulang dengan lirih dan sendu.
Terbayang olehnya masa mereka remaja, lama dahulu dan bercinta dan gembira .Tak susah dia mengingat masa -masa itu karena masa-masa itu selalu dikenangnya selam hidupnya . Yang selalu bermain dihatinya seperti melihat rekaman vedio .
Masih jelas sekali diingatannya yang mereka berjanji apa bila mereka mendapat anak laki-laki mereka beri namanya Teruna . Lucu nama itu membuat mereka berdua bila bercerita tentang nama itu mereka tertawa mesra berdua.
Tetapi tak tahu apa sebabnya dan terjadi cepat sekali seperti topan datangnya.Topan yang datang menerjang perahu kasih mereka,sedangkan mereka berdua baru menyelesaikan setudinya di University dalam jurusan yang sama , dan waktu itu jurusan yang mereka ambil mempunyai masa depan yang cerah.
Tak ada tanda-tanda awal dari keluarga dipihaknya ataupun dari pihak Hanna yang tidak setuju atas hubungan mereka yang telah berhubungan selama lebih dari lima tahun itu.
Dimulai dengan dia dikabarkan akan dijodohkan dengan keluarga sendiri dan telah ditetapkan hari perkawinanmya .Dia yang masih sangat muda dan takut menghadapi hidup ini terpaksa bersetuju atas pilihan mereka, walaupun mereka tahu Hanna ada dalam hatinya.
Hanna pun demikian ,tidak lama setelah dia berumahtangga.dia mendengar Hanna disunting
seorang direttur perusaahan asing dari ibukota. Dihati kecilnya sewaktu mendengar Hanna telah berumah tangga .dia bersyukur karena harapan dan doanya Hanna akan berbahagia bersama suaminya.
Dia bersama pasangannya pindah merantau kenegeri jiran .Tapi dia tidak dapat melupakan Hanna.Dia tidak tahu hati Hanna apakah masih ada mengingatnya ataupun sangat membencinya.
Dalam doanya dia selalu mendoakan Hanna bahagia dengan keluarganya dan semoga dapat memafkannya.
Dia selalu menjusuri kabar Hanna dari teman-taman mereka dan dari kabar-kabar tersebut dia merasa mendekati Hanna.
Sudah hampir satu jam dia diatas pusara Hanna menyesali keadaan karena dan sebab perpisahan mereka dulu dan sambil mengingat kenangan-kenangan yang mereka lalui selama lima tahun bercinta itu.
Dari jauh terlihat rombongan orang berjalan , dia berfikir dalam hatinya mungkin mereka hendak berziarah keluarga mereka yang disemadikan diperkuburan ini. Tetapi rombongan itu yang didahului oleh dua anak laki-laki yang berumur tujuh atau lapan tahun yang berlari-lari kecil nampaknya menuju ke arah kuburan Hanna.
Dia masih segan ,mungkin takut berjumpa keluarga Hanna karena itu dia bangkit dan berjalan terhuyung hayang meninggalkan kuburan itu -lebih seratus meter dari perkuburan itu Dia berpapasan dengan rombongan itu. Didengarnya dua orang anak -anak itu berteriak :" Om Teruna diatas kuburan Oma ada bunga baru & cantik sekali."
Orang tua itu mempercepat langkahnya berjalan keluar dari kawasan perkuburan itu.
Sunyi hatinya , sunyi perkuburan itu
Friday, March 6, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment